Jumat, 29 Oktober 2010

Sekilas tentang OS Android


Sama seperti sistem Windows Mobile, Symbian dan BlackBerry, Android adalah platform terbuka telepon selular yang dikembangkan oleh Google dan, kemudian, oleh Open Handset Alliance dikembangkan Google. Google mendefinisikan Android sebagai "software stack" untuk ponsel.

Sebuah software stack terdiri dari sistem operasi (platform di mana segalanya berjalan), middleware (pemrograman yang memungkinkan aplikasi untuk berbicara dengan jaringan dan untuk satu sama lain), dan aplikasi (program-program yang sebenarnya bahwa ponsel akan berjalan ). Singkatnya, perangkat lunak Android stack adalah semua perangkat lunak yang akan membuat ponsel Android sebuah ponsel Android.

Anda mungkin bertanya: Mengapa harus peduli tentang Android? Nah, ada beberapa alasan mengapa Android memiliki potensi untuk sukses besar sebagai berikut.

Pertama, ini merupakan platform terbuka, yang berarti siapapun dapat men-download kit pengembangan perangkat lunak dan menulis aplikasi untuk Android. Itu berarti bahwa-akhirnya-Anda harus memiliki banyak aplikasi Android yang dapat Anda download ke telepon Anda.

Kedua, Google memiliki reputasi yang sangat baik ketika datang untuk menciptakan perangkat lunak. Perusahaan layanan Gmail, suite online aplikasi, serta browser Chrome miliki, untuk sebagian besar, telah baik diterima.

Ketiga, sedangkan perangkat lunak akan datang dari Google-dan siapa saja yang memilih untuk menulis aplikasi untuk Android-Anda akan memiliki beberapa pilihan baik hardware dan operator seluler.

Bahkan, banyak sel pembuat telepon yang beralih ke sistem operasi Android gratis yang dibuat oleh Google. Samsung, LG, Kyocera, Sony Ericsson - sekarang juga membuat perangkat Android. Dua belas Android handset telah diumumkan tahun ini, dengan puluhan lebih diharapkan tahun depan. Pada tahun berikutnya, ada potensi untuk Android untuk memiliki pertumbuhan yang besar dan pangsa pasar.
Simak
Baca secara fonetik

Selasa, 18 Mei 2010

memilih modem terbaik

nternet saat ini sudah tersedia dimana-mana, di sekolah, kampus, warnet, kantin, bar, hotel, kantor pemerintahan baik yang bebas penggunaannya (gratis) maupun yang berbayar.

Untuk yang bebas tentu tidak sebebas yang dipikirkan banyak orang termasuk saya...hehehe...tidak mungkinkan diberikan akses internet gratis begitu saja tentu ada syaratnya. Biasanya di sebuah kantin misalnya terdapat spanduk bertuliskan WiFi Gratis, tentu gratis bukan untuk semua orang melainkan gratis bagi pengunjung kantin itu sendiri jadi hitung-hitung sama-sama memberikan keuntungan.

Keuntungan bagi pemilik kantin yaitu dengan memberikan fasilitas akses internet gratis dapat meningkatkan pengunjung kantinnya begitu juga dengan pengunjung kantin itu sendiri, sambil menunggu pesanan makanan atau minuman, seorang pengunjung kantin dapat melakukan aktifitas di internet tentu dengan memperoleh username dan password dari pengelola kantin.

Sedikit tulisan di atas menggambarkan tentang penggunaan internet gratis di beberapa kota besar di indonesia sebagai bentuk pelayanan terhadap konsumen.

Lalu bagaimana dengan pengguna internet rumahan yang menggunakan koneksi internet menggunakan modem ? modem manakan yang terbaik, atau modem manakah yang menjadi pilihan. Apakah modem CDMA, GSM yang paling bagus ?


Menurut pengalaman saya selama menggunakan modem baik itu modem cdma maupun modem gsm, memang soal kecepatan akses sangat tergantung pada kecepatan akses yang tersedia pada masing-masing modem. Semakin besar kecepatan akses maka semakin cepat pula akses internet yang dilakukan.

Soal modem cdma atau gsm sebaiknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli modem cdma atau gsm seperti.

1. Signal untuk akses internet menggunakan modem cdma. Misalnya anda merencakanan membeli modem cdma dengan kartu flexi, tentu yang diperhatikan adalah apakah signal yang ada di tempat anda cukup untuk melakukan akses internet.
2. Pilih kartu cdma yang sesuai dengan daerah tempat tinggal anda yang memiliki signal tertinggi agar penggunaan internet tidak terganggu meski ada saja gangguan tersebut.
3. Sebelum memilih kartu cdma atau gsm sebaiknya melakukan survei terhadap biaya penggunaan modem untuk masing-masing kartu. Survei bisa dilakukan dengan menanyakan kepada rekan-rekan yang sudah pernah menggunakan modem baik cdma maupun gsm atau juga dapat mencari informasi seluas-luasnya di internet.
4. Pastikan bahwa kecepatan akses internet untuk modem yang anda beli sudah sesuai dengan apa yang tertulis di kotak modem misalnya 3,6 Mbps atau 7,2 Mbps.

Straight Lines

Breathing from a hole in my lung
I had no one
But faces in front of me
Racing through the void in my head
To find traces of a good luck academy

Sparks ignite and trade them for thought
About no one
And nothing in particular
Washed the sickened socket and drove
Resent nothing
There's good will inside of me

Wake me up lower the fever
Walking in a straight line
Set me on fire in the evening
Everything will be fine
Waking up strong in the morning
Walking in a straight line
Lately I'm a desperate believer
But walking in a straight line

Something I will never forget
I felt desperate
And stuck to the marrow
Invisible to everyone else
I'm a sex change
And a damsel with no heroine

Wake me up lower the fever
Walking in a straight line
Set me on fire in the evening
Everything will be fine
Waking up strong in the morning
Walking in a straight line
Lately I'm a desperate believer
But walking in a straight line

I don't need no time to say
There's no changing yesterday
If we keep talking and
I keep walking in straight lines

Wake me up lower the fever
Walking in a straight line
Set me on fire in the evening
Everything will be fine
Waking up strong in the morning
Walking in a straight line
Lately I'm a desperate believer
But walking in a straight line

Sajak tentang Kebisuan

ika beragam kata mulai memenuhi pikiran dan juga menjenuhkan ,
maka biarkanlah kebisuan menghubungkan duniamu dengan akhiratmu
jika beragam kata mulai memenuhi pikiran dan bersatu menjadi tali yang utuh,
maka biarkanlah ketulusan dan kepolosan menjadi penghubung antara hati dengan hati
jika sebagian dari pribadimu bertentangan dengan teori dan juga tindakan,
maka biarkanlah kesunyian mengajarimu dan tutup saja sajak ini
dan jika kau telah menemukan arti dari apa yang ada diotakmu,
keluarlah dan ceritakan dongeng tentang kebisuan ini…

Tidak untuk Disini

ulis puisi anda di sini
kebijakan,
bukanlah suatu penilaian kosong..
atas dasar kepentingan dan fondasi pribadi ini,
karena manusia adalah pusat semua salah,
sungguh sangat berrtolak dengan tuhan, kesempurnaan segalanya..
kebijaksanaan bukanlah suatu opini diri,
walau dalam merangkainya dalam artikulasi,
terkadang semua ter manipulasi…
bahwa kalian yang berfikir,
semua keberagaman adalah penghargaan, perbedaan adalah cacian empuk..
mendikte semua kesalahan dalam satu kotak pandangan kotor,
sesungguhnya semua tidak seperti adanya itu..
karena oh karena,
labirin sesungguhnya berada dalam kita,
tinggal kita di awal untuk memilih..
apakah alas kaki bertahta cahaya lah yang ingin kita ambil
ataukah seonggok kain usang.
tinggallah kita untuk melangkah nya, ingin dibungkus dengan cita ataulah keputusasaan
sungguh malu manusia..
saat kalian menilik sebuah akhir,
padahal belum terjejaki satu mil kalian lalui,
serta merta dengan kesombongan kalian mencium, meraba, merasa
seakan semuanya berada dalam hinggap kalian..
jika kita ingin memprediksi akhir
sungguh kabur kawan, sungguh kabur..
karena kita tak lebih dari sepercik air di tengah – tengah kolam tak bertepi.
bagaimanakah caranya kita untuk mengingkari hidup?
menampiknya seperti rubah yang berkilah saat mangsanya berlari menjauh?
ataukah diri kalian selicik serigala?
menodongkan taring ganas mereka kala kelemahan umpannya menjadi sumber makanannya?
sungguh rumit kawan,
rumit sekali,
tak ada satupun formula disini,
hanya kita disuruh untuk menilas yakin, mempertimbangkan apa yang kita jejaki di bumi.
dan diharap untuk menengok kiri dan kanan,
karena walau dasar nya kita sendiri,
namun dalam satu,
kebersamaan dalam segalanya..
kesendirian adalah untuk merenungi kehidupan di tempat yang kita tinggali,
karena semakin usang, semakin rapuh..
untuk itu,
perkuatlah diri ini, timbanglah ..
karena hidup tak seperti apa yang adanya…
pandanglah ujung jalan ini, dengan mata berbinar. agar esok matahari menyapa anda dengan kehangatannya..
bukanlah sebuah kebijaksanaan kawan, ketika diri ini menulis..
mempersembahkan apa yang sesungguhnya ada,
namun hanya sebuah naluri, memberikan apa yang bisa dilakukan…
untuk diri ini, yang terdekat, yang terjauh..
agar keharmonisan ada, tumbuh dan berkembang.

hacking pemula

Apa sebenarnya hacking itu? klo menurut pengertian gue, hacking adalah ngoprek. Yup, hacking adalah ngoprek, mempelajari sesuatu dengan keingintahuan (curiosity) yg tinggi, ngutak atik sesuatu, 'ngudek-ngudek' sampai ke 'jeroannya'. Sesuatunya apa dong? ya terserah... bisa komputer, mobil, motor, mesin. Tapi masalahnya ada ngga ya hacker mobil, hacker motor, atau hacker pesawat terbang?? hehe... Walaupun saat ini hacking identik dengan 'bobol-membobol', tapi gue kurang setuju klo cuman bobol server orang doang!. Ada yang bilang 'Hacking is Art', trus dimana letak seninya dong? Mau tau pengertian hacking sebenarnya, coba baca artikel sebelumnya (How to Become A Hacker). Di situ dijelasin bahwa hacker berkaitan dengan kemahiran teknis serta kegemaran menyelesaikan masalah dan mengatasi keterbatasan. Contoh hacker pada saat ini yang sering-sering disebut adalah Linus Torvald (tau ngga? itu lho yang menciptakan Linux). Apa dia tukang bobol? belum tentu kan....



Pada artikel ini, gue pengen membagi pengalaman mengenai Hacking, walaupun sampai saat ini gue belum pernah nge-Hack ke server orang. Salah satu cara untuk mencoba simulasi Hack yaitu H3cky0uRs3lf! Buat komputer kita sebagai server (sekaligus belajar konfigurasi server) trus install program yg dibutuhkan. Misalnya klo mo Web Hacking, coba install Apache atau IIS. Atau kita sesuaikan dengan exploit yang udah kita dapet. Tapi lebih baik install Linux atau FreeBSD dulu di komputer pribadi, trus konfigurasi sebagai server, lalu simulasi Hack, setelah itu baru Hack Betulan... Apalagi klo di kost ada jaringan.





Pro dan Kontra Hacking
Pro Kontra
Etika Hacking Semua informasi adalah free Jika semua informasi adalah free, maka tidak ada ladi privacy
Aspek Security Intrusion adalah ilustrasi kelemahan sistem Tidak perlu menjadi pencuri untuk menunjukkan pintu yang tidak terkunci
Idle Machines Hacking hanya pada idle machines idle machines milik siapa ?
science education hanya membobol tapi tidak merusak "hacker wannabe" berpotensi sangat besar untuk merusak





Okeh, sekarang waktunya melakukan aksi...



1. Fase Persiapan

~ Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

- Secara Aktif : - portscanning

- network mapping

- OS Detection

- application fingerprinting

Semua itu bisa dilakukan menggunakan toolz tambahan seperti nmap atau netcat



- Secara Pasif : - mailing-list (jasakom, newbie_hacker, hackelink, dsb)

- via internet registries (informasi domain, IP Addres)

- Website yang menjadi terget



2. Fase Eksekusi

~ Setelah mendapatkan informasi, biasanya akan didapatkan informasi mengenai OS yg digunakan, serta port yang terbuka dengan daemon yg sedang berjalan. Selanjutnya mencari informasi mengenai vulnerability holes (celah kelemahan suatu program) dan dimanfaatkan menggunakan exploit (packetstromsecurity.org, milis bugtraq, atau mencari lewat #IRC).

~ Mengekspolitasi Vulnerability Holes

- compile eksploit -> local host -> $gcc -o exploit exploit.c

$./exploit

# hostname (# tanda mendapatkan akses root)

remote host -> $gcc -o exploit exploit.c

$./exploit -t www.terget.com

# (klo beruntung mendapatkan akes root)

~ Brute Force

- Secara berulang melakukan percobaan otentifikasi.

- Menebak username dan password.

- Cracking password file



~ Social Engineering

- Memperdayai user untuk memeberi tahu Username dan password

- Intinya ngibulin user....



3. Fase Setelah Eksekusi

~ Menginstall backdoor, trojans, dan rootkit

~ Menghapus jejak dengan memodifikasi file log agar tidak dicurigai admin

~ Menyalin /etc/passwd atau /etc/shadow/passwd





Nah, intinya seh cara masuk ke server seseorang seperti fase diatas. Mencari informasi, temukan exploit, dan tinggalkan backdoor. Cuma masalahnya hacking bukanlah segampang cara-cara diatas. Itu hanyalah teori, banyak hal yang harus diperhatikan jika ingin mempraketekkan hacking ke server seseorang. Jangan sekali-kali mencoba2 hacking ke server orang tanpa memperhatikan anonimitas (apalagi klo connectnya lewat komputer pribadi tanpa menggunakan proxy). Ntar klo ketahuan bisa repot. Saran gue, cobalah pada mesin localhost dulu (komuter pribadi), klo terhubung ke LAN lebih bagus. Sediakan server yang khusus buat dioprek. Selanjutnya terserah anda.........

Aku, Ibu dan Kuliah

Gerimis subuh membangunkanku dari tidur. Rintikan air yang mengayun di atap kamarku yang terbuat dari seng besi selalu menjadi lagu brisik yang menggugah. Aku melangkah ke bagian belakang rumah, kumendapati ibuku yang sedang aktif di depan tungkku. ”Uhuk...uhuk..”ibuku terbatuk, wajar saja, asap tebal yang lahir dari kayu bakar terkadang dihirupnya tanpa sengaja. ”Masak apa mbok...?” Tanyaku berbasa-basi membuka interaksi dengan ibuku. ”Lha biasa, masak air, nyayur dan goreng tempe” jawabnya lembut. ”Sambelnya ga ketinggalan tho...” sahutku sambil nyengir dan ibuku membalas dengan senyumnya yang seperti biasa nampak bercahaya dan ikhlas. Ibu, sosok yang kucintai tiada tara. Dia adalah satu-satunya sosok yang sanggup membuatku terharu. Hatikupun selalu menangis bila melihat pakaiannya yang tak pernah bagus, kulitnya yang mulai keriput, dan rambutnya yang mulai tampak memutih. Kami tinggal hanya berdua. Dengan sawah peninggalan ayah yang tak seberapa luas, kami bertahan hidup. Setelah merampungkan kesibukan pagi di rumah, ibu bergegas ke pasar untuk berjualan beras. Kecuali Kamis dan Senin, ia biasa merajut kain karena ia tak disibukan aktifitas pasar yang libur pada dua hari tersebut. ”Nak, kamu sudah solat subuh?” Pertanyan ibu memecahkan lamunanku. ” Belum” singkat jawabku. ”Sudah, buruan solat....”Aku masih lunglai sehabis tidur, ada pikiran yang masih menggantung dalam benakku yang ingin kuutarakan. ”Mbok....aku pengen kuliah” begitu saja kalimat terucap. ”Aku pengen lanjut belajar di Perguruan Tinggi, mbok...” Seketika ibu memelukku erat. ”Nak, apapun yang kamu inginkan ibu akan usahakan, terlebih ini buat belajarmu, kan?” Aku menagkap izin dari kalimat ibu. ”Boleh bu?” dan ibu menjawab ”boleh,nak....” Kupeluk balas pluk erat ibuku. Hatiku menagis di antara gembira dan sedih. Gembira karena ibu mengizinkanku untuk melanjutkan jenjang pendidikanku yang lebih tinggi dan sedih karena aku tahu, ada konsekuensi yang hadir setelah keputusan ini. Aku dan ibu akan berpisah, aku akan meninggalkan ibuku sebatang kara di rumah. Belum berbicara masalah biaya, aku sangat paham, ibu akan kian membanting tulang demi mengais rupiah untukku belajar di Perguruan Tinggi. Ibuku yang malang. ”Aku solat subuh dulu ya mbok...” Kunikmati pecikan air wudhu dari gentong yang mengalir. Kurasakan tiap lantunan huruf hijaiyah dalam solatku. Kuakhiri dengan sebait permohonan tentang harapan yang menjulang. Dalam hatiku menanam janji, aku akan serius belajar di bangku kuliah, aku serius untuk menjadi orang sukses, aku serius untuk membelikan ibu baju bagus suatu hari nanti. Ibu, aku pamit.

Jumat, 23 April 2010

Tugas Bahasa Indonesia 2

1. Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

2. Silehan. Dan Soedjito. 1999. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


3. Sudjana, S. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah – Skripsi – Thesis – Disertasi. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

4. Ilwan, Hatim. “Bill Gates Tak Lagi Nomor Satu.” 2010. Gatra. Jakarta : Media Group.

5. Akhadiah, Sabarti. dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

6. Tahun Penerbitan : 1984
Judul Buku : Bimbingan Menulis Skripsi, Thesis
Penulis : Sutrisno Hadi
Kota Diterbitkan : Yogyakarta
Penerbit : Kikologi Gama

7. Tahun Penerbitan : 1991
Judul Buku : Prosiding Teknik Penulisan Buku Ilmiah
Penulis : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Direktorat Jendral Pendidikan tinggi.
Kota Diterbitkan : Jakarta
Penerbit : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan



8. Tahun Penerbitan : 1983
Judul Buku : Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jilid 2
Penulis : Sutan Takdir Alisjahbana
Kota Diterbitkan : Jakarta
Penerbit : Dian Rakyat

9. Tahun Penerbitan : 1995
Judul Buku : The Little Brown Compact Handbook
Penulis : Jane E Aaron
Kota Diterbitkan : New York
Penerbit : Harpen Collins College Publishers

10. Tahun Penerbitan : 1974
Judul Buku : The Psychology of Language – An Introduction to Psycolinguistic and Generative Grammar
Penulis : Jane E Aaron
Kota Diterbitkan : New York
Penerbit : Mc. Grow – Hill Book Company

11. Tahun Penerbitan : 2007
Judul Buku : Ayo Belajar Berbahasa Indonesia
Penulis : Muhamad Darisman. S.Pd dan kawan-kawan
Kota Diterbitkan : Bogor
Penerbit : Yudhistira

12. Tahun Penerbitan : 1989
Judul Buku : Writing The Research Paper : A Handbook Edisi ke-5
Penulis : Anthony C Winkler dan McQuen Jo Ray
Kota Diterbitkan : New York
Penerbit : Harcout Brace Jovanovich

13. Tahun Penerbitan : 1996
Judul Buku : Kiat Menulis Artikel Iptek Populer di Media Cetak
Penulis : Markus G Lyakto
Kota Diterbitkan : Jakarta
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama





14. Tahun Penerbitan : 1991
Judul Buku : Widya Wiyata Pertama Anak-anak Bintang Sahabat Kita
Penulis : dan Steve Mc Clure
Kota Diterbitkan : Jakarta
Penerbit : Tira Pustaka

15. Tahun Penerbitan : 1991
Judul Buku : Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa
Penulis : Tim FS Undip
Kota Diterbitkan : Semarang
Penerbit : Universitas Diponogoro

Kamis, 15 April 2010

TITIPAN PELAUT

AYAHMU adalah seorang pelaut. Ia telah mengarungi tujuh samudera di dunia. Laut adalah kehidupannya. Sebelum Ayahmu bertemu dengan ibu, dia hanya mengisi kehidupannya di laut. Katanya lautlah yang telah membesarkan dia. Dari sebelum Bandar Melaka menjadi bandar yang ramai dikunjungi oleh para pelaut-pelaut dunia, dia telah biasa hidup di laut. Bahkan laut telah menjadi sahabatnya. Itulah sedikit sketsa sekilas cerita tentang Ayahku yang tidak pernah aku temui itu.
“Tapi, Mak, mengapa Mak tidak pernah mengajari aku sedikitpun tentang laut? Sedangkan darah dagingku adalah seorang pelaut ulung?”
“Hal itulah yang tidak aku inginkan. Karena jika kau menjadi seorang pelaut, maka Mak akan sulit untuk bertemu dengan kau. Pasti kehidupan kau hanya ada di laut. Apalagi di pelabuhan Malaka ini telah ramai sekali Pedagang-pedagang dunia yang singgah, jalur untuk kau menjadi seorang pelaut akan sangat mudah,”
“Lalu bagaimana Mak bertemu dengan ayah, sedangkan hidup ayah hanya ada di laut?”
“Itulah keajaiban cinta, nak. tidak ada seorangpun yang bisa menduga, takdir cinta itu sudah ditentukan oleh yang maha kuasa, siapa menduga kalau Mak bisa menikah dengan seorang pelaut, sedangkan Mak kau sendiri berasal bukan dari keluarga pelaut.”
Cerita itu yang selalu Ibu ceritakan kepadaku. Pada akhir hikayatnya, ia pasti akan mengatakan kalau cintanya kepada ayahku karena keajaiban semata. Dan ia akan mengatakan kalau itu sudah takdir yang tidak mampu diubah oleh manusia manapun, termasuk dirinya sendiri.
Aku memang tidak pernah melihat wajah ayahku. Tapi kata Ibuku, wajahku mirip sekali dengan wajah ayahku. Sifat dan karekternya pun sangat mirip denganku. “Jika kau penasaran dengan ayahmu, maka segeralah kau pergi ke Kubangan, maka cerminan wajah ayah kau ada pada dirimu.”
Bandar Malaka sebelum jatuh ke tangan Portugis adalah Bandar yang sangat maju. Semua pedagang-pedagang dari Asia dan Eropa selalu singgah untuk membeli rempah-rempah yang didatangkan dari Nusantara. Rempah-rempah yang diperdagangkan adalah berupa pala dan lada. Pedagang-pedagang yang datang adalah dari Arab, China, India dan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Spanyol dan Prancis. Para pedagang itu memiliki kapal-kapal layar yang sangat besar. Apalagi kalau kapal dagang itu milik Inggris. Dari kejauhan sudah sangat kelihatan megahnya.
Mungkinkah Ayahku bekerja di salah satu kapal-kapal itu? Tapi ibuku tidak pernah menjawabnya. Dia hanya diam seribu bahasa. Ketika pertanyaan itu kulontarkan pada ibu. Entah mengapa ia pasti akan berlalu. Ayahku hidup atau mati pun aku tidak pernah tahu. Dan akhirnya pada suatu malam itu ketika aku desak, ibuku akhirnya menceritakan tentang ayahku dan ke mana sekarang ia pergi sehungga tidak pernah kembali.

*****
“Aku akan kembali Dinda, tunggulah aku di Dermaga ini hingga peperangan ini selesai. Sudah tidak ada cara lain lagi untuk memerangi mereka, “Pantang melayu hilang di Bumi!” Selama ini Malaka adalah negeri yang damai, tidak ada satupun peperangan yang terjadi. Meski aku hanya seorang Lanun, tapi aku tetap tidak rela jika Malaka bisa dikuasai oleh bangsa lain.”
Perempuan yang dipanggil Dinda hanya diam. Tapi air matanya tidak bisa ditahan lagi. Bulir-bulir air mata itu menandakan kepedihan yang sangat dalam. Sementara sekarang ia sedang hamil tua. Laki-laki itu pergi ke Pantai. Beberapa orang temannya sudah me-nunggu. Ia masih menatap kepergian suaminya.
Dengan hanya menggunakan sampan biasa, ia dan rakan-rakannya terus pergi. Di tengah laut, Kapal milik raja sudah ada yang berlabuh. Para angkatan laut Kerajaan Melaka telah menyiapkan segala perlengkapan perang untuk memerangi angkatan laut Portugis. Di Perairan selat Malaka Ratusan Kapal Portugis telah berlabuh di tengah lautan. Mereka tinggal menunggu arahan untuk menakluki kota Melaka.
Pada awalnya sang raja tidak mempercayai jika Portugis akan menyerang kota Malaka. Tapi setelah mendengar berita bahwa Pelabuhan-pelabuhan penting di Nusantara telah berhasil dikuasai oleh Portugis. Menanggapi itulah sang Raja memilih untuk mencegah pasukan Portugis memasuki kota Malaka. Raja mengumpulkan semua angkatan laut Malaka agar segera bersiap. Perang akan terjadi. Ternyata berita itu sampai di telinga rakyat jelata. Sehingga rakyatpun membuat inisiatif untuk ikut berperang melawan Portugis meski dengan hanya menggunakan sampan biasa. Mereka tidak gentar. Mereka tidak rela jika bumi Melayu jatuh ke tangan Portugis.
Maka berita itu juga sampai ke telinga Awang. Ia adalah seorang lanun. Biasa membajak kapal-kapal pedagang dari Arab, China juga dari Nusantara. Mendengar berita penyerangan Portugis, naluri cinta tanah airnya menggebu. Ia dan beberapa rekan Pembajaknya pun merencanakan untuk ikut dalam peperangan ini. Merasa laut adalah rumahnya, maka hanya ada satu kata yang harus mereka pegang, “Perang.” Dan laut akan memberi kemenangan pada mereka.
Alhasil merekapun ikut dalam kumpulan rakyat jelata dengan menggunakan sampan biasa, di tengah laut itu dipenuhi oleh sampan-sampan rakyat biasa. Mereka semua satu hati untuk memerangi Portugis. Hati mereka sedikitpun tidak gentar ketika melihat kapal-kapal perang Portugis yang telah menyambut mereka dengan mengarahkan moncong-moncong meriam ke arah mereka.
“Seraaaang!!!!” seru Laksamana.
Maka dengan semangat menggebu mereka mengayuhkan sampan menuju kapal-kapal Portugis yang juga mengeluarkan tembakan meriam ke arah mereka. Letusan peperangan angkatan laut itupun pecah dengan masing-masing pihak saling serang. Awang pun menyerang membabi buta. Dengan sebilah keris ia bisa membunuh satu persatu pasukan Portugis ketika sampan-sampan mereka berhasil merapat ke salah satu kapal Portugis dan menyerang seluruh awak yang ada dalam kapal itu. Dan akhirnya satu buah kapal Portugis berhasil mereka takluki. Mereka tidak memberi ampun kepada tentara-tentara Portugis yang ada dalam kapal itu. Semuanya mati mereka bunuh.
“Horeeeeeeee!!!” mereka berseru beramai-ramai. Awang pun ikut dalam euforia itu. Dari kejauhan laksamana hanya tersenyum melihat kapal itu berhasil ditakluki. Ketika semua larut dalam euforia itu, tiba-tiba sebuah tembakan Meriam menuju ke arah mereka. Dan tanpa sepengetahuan mereka dua kapal Portugis telah merapat ke arah mereka langsung melepaskan tembakan betubi-tubi menggunakan meriam-meriam yang ada di sekelilingi kapal-kapal itu ke arah mereka.
Akhirnya Awang dan rekan-rekannya hanya memberi perlawanan tidak berarti. Mereka kocar-kacir dalam kapal tersebut. Sementara tembakan terus saja di lepaskan oleh tentara-tentara Portugis. Laksmana yang melihat hal itu mencoba membantu, tapi mereka pun ditubikan dengan tembakan-tembakan dari kapal Portugis yang lain. Kapal yang dinaiki Awang semakin mendekati masa yang kritis. Para awak di dalamnya banyak yang menjadi Korban tembakan dari meriam-meriam Portugis.
Awang yang melihat keadaan yang tidak berimbang itu semakin panik. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dan lambat laun kapal yang dinaikinya itu tenggelam dan akhirnya hilang di atas permukaan laut bersama Awang. Sementara angkatan laut kerajaan terus berperang sampai titik penghabisan. Terus berusaha melawan tentara Portugis dengan segala upaya.

*****
“Kekalahan angkatan laut Kerajaan Malaka membuat Potrugis berhasil memasuki kota Malaka dan menaklukkan seluruh kerajaan Malaka. Sejak itu Bandar Malaka tidak ramai dikunjungi pedagang-pedagang negeri lain, karena Portugis telah menguasai pelabuhan Malaka dan meminta upeti begitu tinggi. Mak hanya mendengar berita dari orang-orang yang berhasil lari dari peperangan itu dan mengatakan mungkin Ayahmu ikut mati dalam peperangan tersebut. Tapi keyakinan Mak mengatakan bahwa Ayahmu tidak mati. Dia pernah mengatakan kalau laut adalah sahabatnya, tidak mungkin sahabat tega membunuh sahabatnya sendiri. Lagi pun Mak tidak pernah menemui jenazah ayahku hingga sekarang.”
Ibuku mengakhiri ceritanya dengan air mata. Aku sendiri merasa bangga mendengar cerita ibuku, walaupun pada awalnya ayahku adalah seorang Lanun, tapi ia telah mengorbankan raganya untuk membela Bandar Malaka jangan sampai jatuh ke tangan Bangsa lain. Sejak Malaka jatuh ke tangan Portugis, kerajaan-kerajaan Nusantara semuanya mengumumkan perang kepada Portugis.
Tapi aku sendiri setelah mendengar cerita ibuku, semangat menggebu untuk menjadi Pelaut merasuki seluruh ragaku. Keinginan itu belum aku utarakan pada ibu karena aku tahu ia pasti melarang aku menjadi seorang Pelaut. Tapi aku akan berusaha membujuknya. Karena aku adalah anak seorang pelaut, pembajak sekaligus pahlawan yang tidak di kenal di Bandar Malaka.

SANG PECUNDANG

Akhirnya aku kembali ke tempat ini. Aku tidak bisa menahan perasaanku untuk tidak menemuinya lagi. Aku hanya ingin melihatnya dari jarak yang agak jauh, dari tempat yang agak terlindung. Dari balik malam, dengan leluasa aku bisa melihatnya tertawa dan tersenyum --tawa dan senyum yang dibuat-buat-- di hadapan para tamu.

Tempat dia duduk menunggu tamu cukup terang bagi mataku, meski tempat itu hanya ditaburi cahaya merah yang redup. Aku masih bisa merasakan pancaran matanya yang pedih. Aku merasa dia sedang memperhatikan aku. Aku berusaha bersembunyi di balik kerumunan para pengunjung yang berseliweran di luar ruangan. Tapi sejenak aku ragu, apakah benar dia melihatku? Ah, jangan-jangan itu hanya perasaanku saja. Aku yakin dia kecewa dengan aku. Dia kecewa karena aku gagal membawanya pergi dari tempat ini.

Hampir setiap malam aku mengunjungi tempat ini hanya untuk melihatnya dari kegelapan dan memastikan dia baik-baik saja. Aku seperti mata-mata yang sedang mengintai mangsanya. Atau mungkin aku seorang pengecut yang tidak berani menunjukkan batang hidung setelah kegagalan yang menyakitkan hatiku. Atau bisa jadi aku telah menjadi pecundang dari kenyataan pahit ini.

Biasanya aku akan datang sekitar jam delapan malam. Aku memarkir motor di kegelapan dan berjalan perlahan menuju tempat dia biasa menunggu tamu. Jelas aku tidak akan berani masuk ke dalam ruangan yang pengab dengan asap rokok dan bau minuman itu. Aku terlanjur malu dengan dia. Makanya, aku hanya berani berdiri di luar, di dalam kegelapan, dengan tatapan mata yang sangat awas yang tertuju pada ruangan di mana dia duduk santai sambil mengepulkan asap rokoknya.

Seringkali aku dibakar api cemburu ketika ada lelaki yang menghampirinya dan merayunya. Api cemburu itu semakin menjadi-jadi ketika dia juga meladeni lelaki yang merayunya dengan senyum dan tawa. Dan hatiku benar-benar hangus ketika kulihat dia masuk ke dalam biliknya ditemani lelaki itu. Saat itu juga batok kepalaku dipenuhi berbagai pikiran-pikiran buruk. Ya, sudah jelas, di dalam bilik sederhana itu mereka akan bergulat, bergumul, dan saling terkam dalam dengus napas birahi.

Ah, sebenarnya tidak begitu. Itu hanya pikiran-pikiran burukku saja. Aku tahu dia perempuan lugu yang terjebak dalam situasi seperti itu. Semacam anak kijang yang masuk perangkap pemburu.

Aku merasa aku telah jatuh hati padanya. Kamu tahu, bagaimana proses jatuh hati itu kualami? Baiklah, akan kuceritakan untukmu. Saat itu aku diajak oleh kawan karibku datang ke tempat ini. Kawanku itu menemui langganannya. Sedang aku hanya bengong-bengong di ruangan sambil minum kopi. Seorang ibu paruh baya menghampiriku. Dengan mata genit ibu itu mengatakan padaku kenapa aku tidak masuk kamar? Aku bilang bahwa aku lagi ingin sendiri, lagi ingin menikmati suasana saja. Ibu itu mengatakan ada yang baru, masih belia, baru datang dari kampung. Ibu itu bilang usianya baru 15 tahun. Dalam hati aku tertarik juga dengan perkataan ibu itu. Wah, masih belia sekali? Aku jadi ingin tahu kayak apa perempuan yang dibilang belia itu? Ibu tua itu kemudian memanggil dia.

Sehabis mandi, ibu tua itu mengantar perempuan itu kepadaku. Dengan malu-malu perempuan ingusan itu duduk di sebelahku. Dia hanya diam dan tidak berkata-kata. Wajahnya manis dan memang masih bau kencur. Entah anak siapa yang disesatkan ke tempat seperti ini. Ibu tua itu menyuruhku segera mengajaknya masuk kamar, tentu dengan tarif khusus, lebih mahal dari biasanya.

Di dalam kamar, perempuan itu masih diam, tak banyak bicara. Dari wajah kekanak-kanakannya terpancar perasaan cemas dan keragu-raguan. Aku jadi iba melihat tingkahnya yang memelas itu. Aku segera mencegah saat dia hendak melucuti busananya. Dia bingung dengan tingkahku.

"Saya harus melayani tamu saya," jelasnya.

"Aku tak perlu dilayani. Aku hanya ingin ngobrol denganmu. Dan aku akan tetap membayar sesuai tarif yang telah disepakati," ujarku.

Aku menatap wajah yang lugu itu. Entah kenapa aku jadi tidak tega dan merasa simpati dengan dia. Mungkin aku terjebak pada pancaran matanya yang begitu diliputi kepolosan sekaligus kecemasan. Aku telah mengenal sejumlah perempuan yang bekerja seperti ini. Tapi dengan perempuan satu ini, aku merasakan dalam diriku bangkit suatu keinginan menjadi hero, ingin menyelamatkannya.

Aku mendekapkan kepalanya ke dadaku. Aku membelai-belai rambutnya yang sebahu. Tiba-tiba saja aku merasa menjadi seorang kakak yang ingin melindungi adiknya dari segala marabahaya.

"Mengapa kamu bisa berada di tempat seperti ini?" tanyaku lirih. "Seharusnya kamu menikmati masa-masa sekolahmu, seperti teman-temanmu yang lain.."

Perempuan itu diam dan menatapku lembut.

"Saya tidak tahu, Mas. Saya diajak oleh tante saya ke sini. Saya dijanjikan pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan. Tapi ternyata saya dijebak di sini oleh tante saya sendiri."

Aku kaget mendengar pengakuannya yang memilukan itu. Diam-diam dalam hatiku, rasa kasihan perlahan menjelma rasa simpati dan keinginnan untuk mengasihinya.

"Kamu ingin pergi dari tempat ini?"

"Ya, jelas, Mas. Tapi bagaimana caranya saya bisa pergi dari sini?"

"Aku akan ngomong sama bosmu."

"Mustahil, Mas!"

"Mengapa mustahil?"

"Mas tidak paham situasi di sini. Sekali perempuan terjebak dalam tempat ini, maka seumur hidup akan berkubang di sini."

"Tidak. Aku akan menyelamatkanmu. Kamu harus melanjutkan sekolahmu. Dan kamu mesti cari kerja yang lebih bagus dari kerja begini."

Perempuan bau kencur itu menundukkan kepalanya. Matanya memancarkan harapan, harapan bagi sebuah kebebasan.

Aku cium keningnya. Aku bisikkan beberapa patah kata agar dia bersabar dan tabah. Aku ke luar dari bilik dengan perasaan gundah.

"Gimana, Mas? Bagus, kan?" Ibu paruh baya itu berdiri di depan pintu dan mengerlingkan mata genit ke arah mataku.

Tiba-tiba saja aku ingin muntah melihat tampang ibu genit itu.

"Aku ingin ngomong sama bosmu," ujarku dengan nada agak geram.

"Ada apa, Mas? Apa servisnya tidak memuaskan ya...? Wah, kalo gitu saya akan lapor ke bos."

"Jangan. Bukan masalah itu. Ada yang aku ingin bicarakan sama bosmu. Tolong panggil dia."

Perempuan paruh baya kepercayaan bos itu tergopoh-gopoh menemui bosnya. Tak berapa lama, dia muncul kembali mengiringi perempuan agak gembrot dengan wajah menyiratkan kelicikan.

"Ada apa, Mas? Apa dia tidak melayani Mas dengan baik?"

"Bukan masalah itu, Bu. Kira-kira kalau aku ingin mengajak dia keluar dari sini, gimana?"

Wajah perempuan gembrot yang licik itu seketika berubah curiga.

"Maksud Mas gimana?"

"Aku ingin mengajak dia pergi dari sini."

"Kalau begitu Mas harus menebusnya Rp 5 juta, gimana?"

Aku terkesiap. Gila benar si gembrot ini. Mengapa aku mesti menebusnya sebanyak itu? Bukankah setiap orang berhak memilih kebebasannya?

"Kenapa aku mesti menebus sebanyak itu? Dia bukan barang mati. Dia manusia yang memiliki kebebasannya," ujarku geram.

Si gembrot tersenyum sinis.

"Mas ini kayak tidak mengerti aja. Dia berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab saya. Tantenya telah menitipkan dia pada saya."

"Kalau begitu, kamu tidak berhak menjual dia dengan mempekerjakan dia sebagai pelacur," ujarku semakin geram melihat tingkah si gembrot.

"Hidup makin sulit Mas. Semua orang perlu uang dan sekarang ini segala sesuatu diukur dengan uang. Begini saja Mas. Kalau Mas mau membawa dia, maka Mas sediakan uang Rp 5 juta. Itu saja."

Si gembrot sambil menggerutu pergi meninggalkan aku yang masih terbengong-bengong. Sejenak aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Aku pun pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan luka. Sepintas kulihat mata perempuan yang ingin kuselamatkan itu berkilat basah menatap kepergianku.

Beberapa hari kemudian aku berusaha mendapatkan uang sebanyak itu untuk menebus dia. Aku berusaha meminjam kepada kawan-kawanku. Namun usaha kerasku hanya berbuah kesia-siaan. Aku hanya bisa mengumpulkan Rp 2 juta. Aku kembali ke tempat itu dan mencoba tawar-menawar dengan si germo gembrot, tapi sia-sia belaka. Si gembrot tetap pada pendapatnya semula.

Aku merasa kecewa dengan diriku sediri. Aku tidak berdaya menyelamatkan dia. Aku tidak habis-habisnya mengutuki diriku sendiri, mengapa aku tidak berkesempatan jadi orang kaya.

Maka seperti saat ini, setiap malam aku hanya bisa menatap dia dari kegelapan malam. Sambil menahan hatiku yang hampir hangus dibakar cemburu, aku melihat dia bercengkerama dengan para tamu. Sepertinya dia bahagia dengan pekerjaan yang dijalaninya. Setiap melihat senyum dan tawanya, aku merasa bersalah sekaligus kecewa dengan diriku sendiri. Pada akhirnya aku hanya jadi pecundang.***

Tetap Sahabatku

Dia adalah sahabatku bahkan lebih
Dia adalah yang diburu datang padaku
Sekedar lepas lelah dan sembunyi untuk berlari lagi
Dia adalah yang terbuang mengetuk pintuku
Penuh luka dipunggungnya merah hitam
Dia menjadi terbuang setelah harapannya dibuang
Bapaknya pegawai kecil kelas sendal jepit
Yang kini didalam penjara sebab bela anaknya
Untuk darah daging yang tercinta selesaikan sekolah
Sahabatku gantikan bapaknya coba mencari kerja
Namun yang didapat cemooh harga dirinya berontak
Lalu dia tetapkan hati hancurkan sang pembuang
Air putih aku hidangkan aku dipersimpangan
Aku hitung semua lukanya seribu bahkan lebih sejuta lebih
Pagi buta dia berangkat diam-diam
Masih sempat selimuti aku yang tertidur
Aku terharu do'aku untukmu . . . . . . o . . . . . . . .
Sebutir peluru yang tertinggal dibawah bantalnya
Kuberi tali jadikan kalung lalu ku kenakan
Sekedar mengingatmu kawan yang terus berlari
Selamat jalan kawan selamat renangi air mata
Hey sahabat yang terbuang engkau sahabatku tetap sahabatku
Engkau sahabatku tetap sahabatku . . . . . . . . . .

Selasa, 13 April 2010

Paragraf Deduktif

Pada waktu sekarang kemiskinan di indonesia semakin meningkat. Apalagi setelah kenaikan BBM kemarin. Semua harga barang naik. Kenaikan itu semakin menyusahkan rakyat Indonesia, terutama keluarga yang tidak mampu. Banyak keluarga yang untuk makan saja tidak ada, apalagi untuk membeli susu anaknya. Kondisi ekonomi yang sulit itu, juga menyebabkan banyak anak putus sekolah. Mereka lebih memilih untuk membantu orang tua dari pada bersekolah. Hal itu disebabkan karena orang tua mereka tidak mempunyai biaya untuk mereka sekolah. Keadaan ini juga memaksa anak-anak yang tidak untuk meminta-minta di jalanan. Hal itu terpaksa mereka lakukan demi mambantu orang tuanya.



Paragraf Induktif

Jangan pernah belajar “dadakan”.
Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional



Paragraf Campuran


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.