Senin, 21 Maret 2011

Regulasi tentang cyber crime yang ada di dunia

Berbagai upaya telah dipersiapkan untuk memerangi cyber crime. The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) telah membuat guidelines bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan computer related crime , dimana pada tahun 1986 OECD telah mempublikasikan 2 laporan yang berisi hasil survei terhadap peraturan perundang-undangan negara-negara anggota, beserta rekomendasi perubahannya dalam menanggulangi

computer related crime, yang diakui bahwa sistem telekomunikasi memiliki peran penting didalam kejahatan tersebut. Melengkapi laporan OECD, The Council of Europe (CE) berinisiatif melakukan studi mengenai kejahatan tersebut. Studi ini memberikan guidelines lanjutan bagi para pengambil kebijakan untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang seharusnya dilarang berdasakan hukum pidana negara-negara anggota dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara hak-hak sipil warga negara dan kebutuhan untuk melakukan proteksi terhadap computer related crime tersebut. Pada perkembangannya, CE membentuk Committee of Experts on Crime ini Cyber space of The Committee on Crime problem, yang pada tanggal 25 April 2000 telah mempublikasikan draft Convention on Cyber Crime sebagai hasil kerjanya, yang menurut Susan Brenner dari University of Daytona School of Law, merupakan perjanjian internasional pertama yang mengatur hukum pidana dan aspek proseduralnya untuk berbagai tipe tindak pidana yang berkaitan erat dengan penggunaan komputer, jaringan atau data, serta berbagai penyalahgunaan sejenis.

Ketentuan-ketentuan hukum yang ada saat ini bisa digunakan, maka pelaksanaannya akan berbeda dengan dengan penegakan di dunia hukum biasa, Khususnya mengenai apa yang harus dilakukan aparat kepolisian. Maka perlu dibentuk polisi cyber, hakim cyber, dan jaksa cyber yang keahliannya menangani cyber crime. Cyber Crime dalam konvensi Palermo tentang kejahatan transnasional merupakan bagian dari bentuk kejahatan trans nasional. Sehingga

bangsa-bangsa atau negara-negara di dunia harus mematuhi konsesni ini guna menjamin hubungan yang lebih baik dengan bangsa-bangsa di dunia. kejahatan mayantara( cyber crime).

Isi Konsensi Palermo kaitannya tentang Hukum Internasional mengenai Cyber Crime. Konvensi Palermo memutuskan kesepakatan pada pasal 1 bertujuan ;:

“Tujuan dari konvensi palermo adalah untuk meningkatkan kerjasama dengan semua negara di dunia untuk memerangi kejahatan transnasional yang terorganisir”.

Semakin jelas pahwa konvensi ini dibuat semakin merebaknya kejahatan transnasional antara lain cyber crime yang sudah merambah ke semua dunia dan bersifat meresahkan.

Pasal 2 konvensi Palermo ayat C mengisayaratkan bahwa kejahatan ini merupakan kejahatan yang serius sehingga hukuman minimal 4 tahun atau lebih” . Artinya bahwa ketentuannya pelaku kejahatan transnasional akan mendapat

hukuman minimal 4 tahun penjara dalam konsensi ini.
 

Banyaks sekali kejahatan transnasional maka yang disebut dengan hasil kejahatan adalah harta yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung melalui bentuk pelanggaran.” Jadi yang dimaksud adalah memiliki atau mengambil barang orang lain tanpa ijin atau melalui pelanggaran hukum.
 

1. Definisi tentang Cyber Crime Devinisi untuk tujuan Konvensi ini dari sebuah
 

    * “sistem komputer” adalah salah satu komponen      atau sekelompok saling terkaitatau perangkat, satu atau lebih yang      berdasarkan program, melakukan pengolahan data otomatis.
    * “komputer data” merupakan salah satu      perwakilan dari fakta, konsep atau informasi dalam bentuk yang sesuai      untuk diproses dalam sistem komputer, termasuk program yang cocok untuk      menyebabkan sistem komputer untuk melakukan fungsi;
    * “layanan” berarti publik atau badan swasta      yang memberikan kepada pengguna layanan dengan kemampuan untuk      berkomunikasi dengan sistem komputer, dan entitas lain yang proses atau      toko-toko komputer data atas nama seperti komunikasi atau pengguna layanan      dari operator.
    * “lalu lintas data” berarti komputer manapun      yang berkaitan dengan data yang komunikasi dengan sistem komputer, yang      dihasilkan oleh sistem komputer yang membentuk bagian dalam rantai      komunikasi, menunjukkan komunikasi dari asal, tujuan, rute, waktu,      tanggal, ukuran, durasi, atau jenis layanan.

 

2. Langkah-langkah yang akan diambil di tingkat nasional.
 

    * substantif hukum pidana
    * Substansi Hukum Pidana
    * Prosedur Hukum
    * Yurisdiksi

 

3. Kerjasama Internasional
 

    * General prinsip yang berhubungan dengan      kerjasama.
    * General prinsip yang berhubungan dengan      ekstradisi
    * General prinsip yang berhubungan dengan      bantuan
    * Ekspekditen kelestarian      komputer yang digunakan.

 

Tujuan dari Konvensi ini adalah untuk melengkapi berlaku perjanjian bilateral atau multilateral atau sebagai perjanjian antara pihak, termasuk ketentuan: Konvensi Eropa tentang ekstradisi, dibuka untuk tanda tangan di Paris, pada 13 Desember 1957 (ETS No 24);
 

Konvensi Eropa tentang Mutual Assistance in Criminal Matters, dibuka untuk tanda tangan di Strasbourg, pada tanggal 20 April 1959 (ETS No 30);
 

Protokol Tambahan untuk Konvensi Eropa tentang Mutual Assistance in Criminal Matters, dibuka untuk tanda tangan di Strasbourg, pada tanggal 17 Maret 1978 (ETS No 99).
 

Jika dua atau lebih bagian telah menyimpulkan kesepakatan atau perjanjian pada hal-hal yang dibincangkan di dalam Konvensi ini atau jika tidak ada hubungan mereka didirikan pada hal-hal seperti itu, atau di masa depan mereka harus melakukannya, mereka juga berhak untuk menerapkan bahwa kesepakatan atau perjanjian atau untuk mengatur hubungan yang sesuai. Namun, di mana pihak dalam membangun hubungan mereka sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan hadir dalam Konvensi selain yang diatur di dalamnya, mereka akan melakukannya dengan cara yang tidak konsisten dengan tujuan-tujuan Konvensi dan prinsip.
 

perbandingan cyber Law (indonesia) dan Computer Crime Act ( Malaysia). Atau dengan Council of Europe Convention on Cyber crime (Eropa)
 


 

Masing-masing negara memiliki peraturan-peraturan yang pada intinya untuk melindungi masyarakat dari kejahatan dunia maya.
 

Cyber law merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan masalah hukum terkait penggunaan aspek komunikatif, transaksional, dan distributif, dari teknologi serta perangkat informasi yang terhubung ke dalam sebuah jaringan.
 

Didalam karyanya yang berjudul Code and Other Laws of Cyberspace, Lawrence Lessig mendeskripsikan empat mode utama regulasi internet, yaitu:
 

    * Law (Hukum)East Coast      Code (Kode Pantai Timur) standar, dimana kegiatan di internet sudah      merupakan subjek dari hukum konvensional. Hal-hal seperti perjudian secara online dengan cara yang sama seperti      halnya secara offline.
    * Architecture (Arsitektur)West Coast Code      (Kode Pantai Barat), dimana mekanisme ini memperhatikan parameter dari      bisa atau tidaknya informasi dikirimkan lewat internet. Semua hal mulai      dari aplikasi penyaring internet (seperti aplikasi pencari kata kunci) ke      program enkripsi, sampai ke arsitektur dasar dari protokol TCP/IP,      termasuk dalam kategori regulasi ini.
    * Norms (Norma)Norma merupakan suatu aturan, di      dalam setiap kegiatan akan diatur secara tak terlihat lewat aturan yang      terdapat di dalam komunitas, dalam hal ini oleh pengguna internet.
    * Market (Pasar)Sejalan dengan regulasi oleh      norma di atas, pasar juga mengatur beberapa pola tertentu atas kegiatan di      internet. Internet menciptakan pasar informasi virtual yang mempengaruhi      semua hal mulai dari penilaian perbandingan layanan ke penilaian saham.

 

Computer crime act (Malaysia)
 

Cybercrime merupakan suatu kegiatan yang dapat dihukum karena telah menggunakan komputer dalam jaringan Internet yang merugikan dan menimbulkan kerusakan pada jaringan komputer Internet, yaitu merusak properti, masuk tanpa izin, pencurian hak milik intelektual, pornografi, pemalsuan data, pencurian, pengelapan dana masyarakat.
 

Cyber Law di asosiasikan dengan media internet yang merupakan aspek hukum dengan ruang lingkup yang disetiap aspeknya berhubungan dengan manusia dengan memanfaatkan tekhnologi internet
 

Council of Europe Convention on Cybercrime (COECCC)
 

merupakan salah satu contoh organisasi internasional yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan di dunia maya, dengan mengadopsikan aturan yang tepat dan untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam mewujudkan hal ini.
 

sumber : http://blog.unila.ac.id/havs/files/2009/06/tugas-sim-havs-salih-guntur-ibrahim-0711011079.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar